Pembangunan Daerah merupakan suatu usaha yang sistematik dari
berbagai pelaku, baik umum, pemerintah, swasta, maupun kelompok masyarakat
lainnya pada tingkatan yang berbeda untuk menghadapi saling ketergantungan dan
keterkaitan aspek fisik, sosial ekonomi dan aspek lingkungan lainnya sehingga
peluang baru untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah dapat ditangkap
secara berkelanjutan. Hal ini dapat ditempuh dengan cara:
·
Secara
terus menerus menganalisis kondisi dan pelaksanaan pembangunan daerah.
·
Merumuskan
tujuan dan kebijakan pembangunan daerah
·
Menyusun
konsep strategi bagi pemecahan masalah (solusi)
·
Melaksanakannya
dengan menggunakan sumber daya yang tesedia
Tujuan Pembangunan Daerah
·
Mengurangi
disparsi atau ketimpangan pembangunan antara daerah dan sub daerah serta antara
warga masyarakat (pemerataan dan keadilan).
·
Memberdayakan
masyarakat dan mengentaskan kemiskinan
·
Menciptakan
lapangan kerja.
·
Meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat daerah.
·
Mempertahankan
atau menjaga kelestarian sumber daya alam agar bermanfaat bagi generasi
sekarang dan generasi berkelanjutan.
Masalah Pembangunan Daerah di Negara Berkembang
·
Sistem
pertanian yang masih tradisional
·
Kurangnya
dana modal dan modal fiskal
·
Peranan
tenaga terampil dan berpendidikan
·
Pesatnya
perkembangan penduduk
Kebijakan Mempercepat Pembangunan
·
Kebijakan
diversifasi kegiatan ekonomi
·
Mengembangkan
infrastruktur
·
Meningkatkan
tabungan dan investasi
·
Meningkatkan
taraf pendidikan masyarakat
·
Mengembangkan
institusi yang mendorong pembangunan
·
Merumuskan
dan melaksanakan perencanaan ekonomi
Setelah
membicarakan tentang pembangunan daerah, berhubung tujuan tulisan ini adalah
melaksanakan tugas softskill mengenai perekonomian indonesia, maka saya akan
membahas mengenai pembangunan daerah dalam segi perekonomian.
·
Pengertian
pembangunan ekonomi daerah!
·
Teori
pertumbuhan dan pembangunan daerah!
·
Paragdima
baru teori pembangunan daerah !
·
Perencanaan
pembangunan daerah!
·
Tahap-tahap
perencanaan pembangunan daerah !
·
Peran
pemerintah dalam pembangunan daerah !
Masyarakatnya mengelola sumber daya-sumber daya yang ada dan
membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta
untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan
kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut.
Suatu daerah ditinjau dari aspek ekonomi, mempunyai
3 pengertian yaitu :
·
suatu
daerah dianggap sebagai ruang dimana kegiatan ekonomiterjadi di
dalam berbagai pelosok ruang tersebut terdapat sifat-sifat yang
sama seperti segi pendapatan perkapitanya, sosial budaya, geografisnya
dsb. Daerah ini disebut daerah homogen.
·
suatu
daerah dianggap sebagai suatu ekonomi ruang yang dikuasai oleh satu atau
beberapa pusat kegiatan ekonomi daerah. Daerah ini disebut daerah
nodal.
·
suaru
daerah adalah suatu ekonomi ruang yang berada dibawah suatu administrasi
tertentu seperti satu propinsi, kabupaten, kecamatan dsb didasarkan pada
pembagian administratif suatu negara. Daerah ini disebut daerah
perencanaan atau daerah administrasi.
Pembangunan ekonomi daerah adalah: suatu proses dimana pemerintah daerah dan
masyarakat mengelola sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan
antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan
kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi)
dalam wilayah tersebut.
Masalah pokok dalam pembangunan daerah adalah terletak pada
penekanan terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang berdasarkan pada
kekhasan daerah yang bersangkutan (endogenous development) dengan menggunakan
potensi sumberdaya manusia, kelembagaan, dan sumberdaya fisik secara lokal
(daerah). Orientasi ini mengarahkan kita kepada pengambilan inisiatif-inisiatif
yang berasal dari daerah tersebut dalam proses pembangunan untuk menciptakan
kesempatan kerja baru dan merangsang kegiatan ekonomi.
Pembangunan ekonomi daerah suatu proses yaitu proses yang mencakup
pembentukan-pembentukan institusi baru, pembangunan industri-industri
alternatif, perbaikam kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan produk
dan jasa yang lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru, alih ilmu
pemngetahuan, dan pengembangan perusahaan-perusahan baru.
Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama
untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah.
Dalam upaya untuk mencapai tujuan tesebut, pemerintah daerah dan masyarakat
harus secara bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan daerah. Oleh karena
itu, pemerintah daerah beserta daerah beserta partisipasi masyarakatnya dan
dengan dengan menggunakan sumberdaya yang ada harus menafsir potensi sumberdaya
yang diperlukan untuk merancang dan membangun perekonomian daerah.
Pada hakekatnya, inti dari teori-teori pertumbuhan tersebut
berkisar pada dua hal yaitu : pembahasan yang berkisar tentang metode dalam
menganalisis perekonomian suatu daerah dan teori-teori yang
membahas tentang faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi suatu daerah
tertentu
Teori
Ekonomi Neo Klasik
Teori ini memberikan 2 konsep pokok dalam pembangunan ekonomi
daerah yaitu keseimbangan (equilibirium) dan mobilitas faktor produksi.
Artinya, sistem perekonomian akan mencapai keseimbangan alamiahnya jika modal
bisa mengalir tanpa restriksi (pembatasan). Oleh karena itu, modal akan
mengalir dari daerah yang berupah tinggi menuju ke daerah yang berupah rendah.
Teori
Basis Ekonomi
Teori ini menyatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi
suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan permintaan akan barang dan jasa
dari luar daerah. Kelemahan model ini adalah bahwa model ini didasarkan pada
permintaan eksternal bukan internal. Pada akhirnya aklan menyebabkan
ketergantungan yang sangat tinggi terhadap kekuatan-kekuatan pasar secara
nasional maupun global.
Teori Lokasi
Para ekonomi regional sering mengatakan bahwa ada 3 faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan daerah yaitu lokasi, lokasi, dan lokasi! Pernyataan
tersebut sangat masuk akal jika dikaitkan dengan pengembangan kawasan industri.
Perusahaan cenderung untuk meminimumkan biaya-biayanya dengan cara memilih
lokasi yang memaksimumkan peluangnya untuk mendekati pasar. Keterbatasan dari
teori ini pada saat sekarang adalah bahwa teknologi dan komunikasi modern telah
mengubah signifikan suatu lokasi tertentu untuk kegiatan produksi dan
distribusi barang.
Teori
Tempat Sentral
Setiap tempat sentral didukung oleh sejumlah tempat yang lebih
kecil yang menyediakan sumber daya (industri dan bahan baku). Tempat sentral
tersebut merupakan suatu pemukiman yang mneyediakan jasa-jasa bagi penduduk
daerah yang mendukungnya.
Model Daya Tarik
Teori daya tarik industri adalah model pembanguna ekonomi yang
paling banyak digunakan oleh masyarakat. Teori ekonomi yang medasarinya adalah
bahwa suatu masyarakat dapat memperbaiki posisi pasarnya terhadap industrialis
melalui pemberian subsidi dan insentif.
KOMPONEN
|
KONSEP LAMA
|
KONSEP BARU
|
Kesempatan Kerja
|
Semakin banyak perusahaan semakin banyak peluang kerja
|
Perusahaan harus mengembangkan pekerjaan yang sesuai dengan
kondisi penduduk daerah
|
Basis Pembangunan
|
Pengembangan sektor ekonomi
|
Pengembangan lembaga-lemabaga ekonomi baru
|
Aset-aset Lokasi
|
Keunggulan komparatif didasarkan pada aset fisik
|
Keunggulan kompetitif didasarkan pada kualitas lingkungan
|
Sumberdaya pengetahuan
|
Ketersediaan Angkat kerja
|
Pengetahuan sebagai pembangkit ekonomi
|
Perencanaan pembangunan ekonomi daerah bisa dianggap sebagai
perencanaan untuk memperbaiki penggunaan sumberdaya publik yang tersedia
didaerah tersebut dan untuk memperbaiki kapasitas sektor swasta dalam
menciptakan nilai sumberdaya swasta secara bertanggung jawab.
Pembangunan ekonomi yang efisien membutuhkan secara seimbang
perencanaan yang lebih teliti mengenai penggunaan sumber daya publik dan sektor
swasta : petani, pengusaha kecil, koperasi, pengusaha besar, organisasi sosial
harus mempunyai peran dalam proses perencanaan.
Ada tiga impilikasi pokok dari perencanaan pembangunan
ekonomi daerah:
·
perencanan
pembangunan ekonomi daerah yang realistik memerlukan pemahaman tentang hubungan
antara daerah dengan lingkungan nasional dimana daerah tersebut merupakan
bagian darinya, keterkaitan secara mendasar antara keduanya, dan konsekuensi
akhir dari interaksi tersebut.
·
sesuatu
yang tampaknya baik secara nasional belum tentu baik untuk daerah dan
sebaliknya yang baik di daerah belum tentu baik secara nasional.
·
Perangkat
kelembagaan yang tersedia untuk pembangunan daerah, misalnya administrasi,
proses pengambilan keputusan, otoritas biasanya sangat berbeda pada tingkat
daerah dengan yang tersedia pada tingkat pusat. Selain itu, derajat
pengendalian kebijakan sangat berbeda pada dua tingkat tersebut.Oleh karena itu
perencanaan darah yang efektif harus bisa membedakan apa yang seyogyanya dilakukan
dan apa yang dapat dilakukan, dengan menggunakan sumber daya pembangunan sebaik
mungkin yang benar-benar dapat dicapai, dan mengambil manfaat dari informasi
yang lengkap yang tersedia pada tingkat daerah karena kedekatan para
perencananya dengan obyek perencanaan.
Strategi pembangunan ekonomi di masa lalu telah mengubah struktur
ekonomi secara mengesankan dan mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup
tinggi. Namun, perubahan struktur ekonomi ini hanya terjadi pada level
nasional, sedangkan pada level daerah secara agregat relatif stagnan, terutama
daerah-daerah di laur pulau Jawa. Ini berarti bahwa peranan dan partisipasi
daerah dalam pembangunan ekonomi nasional belum optimal.
Untuk meningkatkan peranan dan partisipasi daerah dalam pembangunan
ekonomi nasional, tidak ada cara lain selain daripada membangun perekonomian
daerah dengan menerapkan Strategi Agroindustri Berorientasi Ekspor di seluruh
wilayah Indonesia.
Pemerintah pusat perlu memberikan dukungan secara serius dengan
menerapkan Strategi Promosi Ekspor Berbasis Agribisnis. Hal ini menuntut adanya
penataan ulang kelembagaan yang ada saat ini, yang salah satu diantaranya
adalah reorganisasi Departemen Pertanian, Departemen Kehutanan, dan Departemen
Kelautan dan Perikanan menjadi Departemen Agribisnis Pertanian, Departemen
Agribisnis Kehutanan, dan Departemen Agribisnis Kelautan dan Perikanan. Jika
Strategi Promosi Ekspor Berbasis Agribisnis berjalan dengan baik, maka seluruh
daerah akan memberikan konstribusi secara optimal terhadap pertumbuhan ekonomi
nasional, mengurangi kesenjangan ekonomi antar daerah, mengurangi pengangguran,
serta mengurangi tingkat kemiskinan.
Menurut Blakely (1989), ada 6 tahap dalam proses
perencanaan pembangunan ekonomi daerah yaitu:
TAHAP
|
KEGIATAN
|
I
|
Pengumpulan dan Analisis Data
Ø Penentuan Basis Ekonomi
Ø Analisis Struktur Tenaga Kerja
Ø Evaluasi Kebutuhan Tenaga Kerja
Ø Analisis Peluang dan Kendala
Pembangunan
Ø Analisis Kapasitas Kelembagaan
|
II
|
Pemilihan Strategi Pembangunan Daerah
Ø Penentuan Tujuan dna Kriteria
Ø Penentuan Kemungkinan-kemungkinan
Tindakan
Ø Penyusunan Strategi
|
III
|
Pemilihan Proyek-proyek Pembangunan
Ø Identifikasi Proyek
Ø Penilaian Viabilitas Proyek
|
IV
|
Pembuatan Rencana Tindakan
Ø Prapenilaian Hasil Proyek
Ø Pengembangan Input Proyek
Ø Penentuan Alternatif Sumber
Pembiayaan
Ø Identifikasi Struktur Proyek
|
V
|
Penentuan Rincian Proyek
Ø Pelaksanaan Studi Kelayakan
Secara Rinci
Ø Penyiapan Rencana Usaha
(Busisness Plan)
Ø Pengemabangan, Monitoring dan
Pengevaluasian Program
|
Ada 4 peran yang diambil oleh pemerintah daerah dalam proses
pembangunan ekonomi daerah yaitu :
1.
Entrepreneur
Pemerintah daerah bertanggungjawab untuk menjalankan suatu usaha
bisnis seperti BUMD yan harus dikelola lebih baik sehingga secara ekonomis
menguntungkan.
2.
Koordinator
Untuk menetapkan kebijakan atau mengusulkan strategi-strategi bagi
pembangunan didaerahnya. Dalam peranya sebagia koordinator, pemerintah daerah
bisa juga melibatkan lembaga-lembaga pemerintah lainnya, dunia usaha dan
masyarakat dalam penyusunan sasaran-sa\saran konsistensi pembangunan daerah
dengan nasional (pusat) dan menjamin bahwa perekonomian daerah akan mendapatkan
manfaat yang maksimum daripadanya.
3.
Fasilitator
Pemerintah daerah dapat mempercepat pembangunan melalui perbaikan
lingkungan didaerahnya, hal ini akan mempercepat proses pembangunan dan
prosedur perencanaan serta pengaturan penetapan daerah (zoning) yang lebih
baik.
4.
Stimulator
Pemerintah daerah dapat menstumulasi penciptaan dan pengembangan
usaha melalui tindakan-tindakan khusus yang akan mempengaruhi
perusahaan-perusahaan untuk masuk ke daerah tersebut dan menjaga agar
perusahaan yang telah ada tetap berada di daerah tersebut.
I.
Pembangunan
ekonomi masa lalu telah menimbulkan kesenjangan ekonomi antar daerah semakin
melebar. Konsentrasi industrialisasi di beberapa daerah di pulau Jawa ternyata
tidak mampu menarik/menghela (driven) ekonomi daerah-daerah lain (sebagai
periphery) ke arah yang lebih maju. . Bahkan membuat kesenjanganekonomi
antar daerah semakin melebar.
II.
peribahan
struktur ekonomi nasional pada masa lalu tidak mengakar pada perekonomian
daerah,terutama daerah luar-luar jawa.Ini berarti bahwa pertumbuhan ekonomi
nasional sebagai buah dari perubahan struktur ekonomi
nasional tidak dikontribusikan secara optimal oleh perekonomian daerah.
III. Untuk meningkatkan peranan daerah terhadap pertumbuhan
ekonomi nasional perlu ikhtiar yang sungguh-sungguh dan sistimatis
melalui penerapan strategi agroindustri berorientasi ekspor ditingkat daerah
dan strategi promosi ekspor berbasis agrobisnis ditingkat pusat.
IV. Untuk mendukung keberlangsungan strategi promosi
ekspor berbasis agrobisnis diperlukan adanya
reorganisasi pada departemen teknis, yakni
mengintegrgrasikan subsistem-subsistem agribisnis kedalam devartemenrt
yang relevan.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan yang perlu ditambah dan diperbaiki. Untuk itu penulis mengharapkan inspirasi dari
para pembaca dalam hal membantu menyempurkan makalah ini. Untuk terakhir
kalinya penulis berharap agar dengan hadirnya makalah ini akan memberikan
sebuah perubahan khususnya dunia pendidikan.
sobatbaru.blogspot.com
junaidichaniago.wordpress.com
Komentar
Posting Komentar